Wednesday, December 07, 2005

Menjual Momen

Kalau kita perhatikan bersama dengan cermat pada saat-saat bulan ramadhan seperti sekarang ini. Bulan dimana para umat islam diwajibkan berpuasa, maka di banyak media masa gegap gempita pula bermunculan karya tulis atau artikel yang membahas berbagai hal tentang puasa. Bahkan dalam bentuk terbitan atau buku juga bermunculan banyak buku yang memanfaatkan situasi ini dengan membahas berbagai topik tentang puasa dengan berbagai sudut pandang pula..

Bukan saya tidak sependapat dengan para penulis yang memanfaatkan momen tersebut. Tetapi saya ingin mengatakan bahwa fenomena ini di dalam dunia marketing kita kenal sebagai seasonal. Justru saya salut kepada para penulis itu yang dengan cermat dan jitu dapat memanfaatkan momen untuk menarik minat khalayak pembaca agar membaca karyanya. Dan ini memang syah-syah saja.

Fenomena lain juga muncul saat hampir semua stasiun teve menayangkan berbagai sinetron, film, maupun reality show bertema alam gaib atau dunia lain. Seiring dengan fenomena ini, maka banyak pula karya tulis yang terbit untuk meramaikan tren tersebut.

Seorang penulis, memang dituntut harus peka dengan keadaan ligkungannya. Seorang penulis memang dituntut agar peka dengan lingkungan jamannya. Kalaupun bukan sebagai pencetus ide atau tren, paling tidak para penulis juga dituntut peran aktifnya dalam meramaikan tren yang sedang terbentuk pada suatu saat tertentu.

Pada era teknologi informasi seperti sekarang ini, dimana informasi demikian cepatnya mature atau cepat berkembang lalu hilang untuk digantikan oleh bertumbuhnya informasi lainnya. Kecepatan membaca tren memang modal dasar untuk dapat ikut meramaikan gegap gempitanya jaman atau momen. Terlambat kita ambil bagian, maka menjadi tidak mungkin lagi kita ikut berperan. Karena tren atau momen mungkin telah berubah sebagaimana mode yang juga cepat berubah.

Sekarang, pilihan memang terletak di genggaman kita masing-masing. Apakah kita ingin berperan sebagai penonton yang bertepuk tangan di pinggir lapangan sambil sesekali mencemooh para pemain yang nampak kurang sempurna dalam memainkan perannya. Atau justru menjadi aktor perubahan yang akan menentukan ke arah mana momen itu akan dibawa? Semua berpulang kepada anda, baik sebagai penulis maupun sebagai anggota masyarakat.