Friday, December 09, 2005

Terlambat Itu Wajar

Di Indoneisa ini, di alam yang sangat ramah ini, keterlambatan adalah suatu kewajaran. Orang Indonesia yang sangat penuh pengertiaan dan pemaaf ini, akan dengan mudah tersenyum memaafkan keterlambatan. Di stasiun kereta api, hampir setiap hari terjadi keterlambatan. Meski hampir tiap hari terlambat, toh jadwal kereta tak pernah diubah untuk disesuaikan. Dimundurkan misalnya supaya bisa tepat. Ternyata toh tak pernah dilakukan.

Di bandara, pesawat kita juga sering terlambat terbang dengan istilah yang lebih sopan delayed. Alasan keterlambatan inipun sangat klise yaitu karena alasan teknis. Kalau kita mau runut lebih jauh, alasan teknis mana yang sering menyebabkan keterlambatan? Tak ada diantara kita yang cukup mampu untuk menebaknya. Dan kita dengan sangat mahfumnya akan berkata "Untung alasan teknisnya diketahui, coba kalau pesawat kita sudah terlanjur terbang dan baru diketahui kerusakannya......?"

Ya, ya di negri ini terlambat itu memang wajar. Saking wajarnya, malah akan menjadi ganjil jika ada sesuatu yang berlangsung dengan tepat waktu. Kita harus siap-siap kecewa bila menghadiri rapat beberapa saat sebelum waktu undangan. Kita pasti akan kebingungan sendiri karena pengundang belum datang. Ruang meeting masih terkunci rapat.

Kalaupun para undangan rapat sudah hadir, tetapi ada seorang undangan yang belum hadir, tetapi karena entah jabatannya, entah kekayaannya atau entah karena apanya, maka acara pun tak kan pernah dimulai segera. Dan dengan senang hati, rapat akan dengan setia menunggu kedatangannya.

Terlambat itu memang biasa.

Nah sekarang, apakah kita ingin menjadi orang biasa atau orang yang luar biasa?