Thursday, August 31, 2006

Investasi



Tanggapan Untuk Artikel Investasi, "Kacamata Kuda", Ardian Syam, Amara Book, 2006

Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 6, Investasi merupakan peningkatan dalam aktiva neto perusahaan yang merupakan hasil transfer dari pihak lain kepada perusahaan tersebut atau peningkatan modal yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Dalam pengertian ini, yang menjadi kata kuncinya adalah peningkatan modal yang dilakukan oleh pemilik perusahaan. Dengan demikian jika kita ingin mengartikan suatu aktivitas ekonomi sebagai investasi atau bukan, dapat dilihat dari sisi itu.

Jika kita membeli suatu perusahaan atau mengakuisisinya, maka dari sisi (perusahaan) kita, ini adalah tindakan investasi. Tetapi jika dilihat dari sisi pemilik sebelumnya, tentu ini bukan merupakan investasi tetapi divestasi. Demikian pula untuk contoh kasus pembelian saham yang dicontohkan oleh Ardian Syam dalam bukunya "Kacamata Kuda", adalah tetap merupakan investasi bukan hanya sekedar perdagangan komiditas belaka.

Jika kita membeli saham, berapapun nilai dan jumlahnya, -sekali lagi- jika dilihat dari sisi (perusahaan) kita, tidak bisa lain ini adalah transaksi yang harus dikelompokkan sebagai investasi karena menambah neraca perusahaan kita pada sisi ekuitas. Dan kosekuensi logisnya, kita juga harus menambahkan pada sisi aktiva lancar sebagai investasi.

Jika dilihat dari sisi perusahaan penerbit saham tersebut, ini memang bukan merupakan investasi dari pihak lain kedalam perusahaan tersebut seperti yang dimaksud oleh SFAC No. 6 tersebut diatas. Karena transaksi penjualan saham saham ini tidak dilakukan oleh perusahaan tersebut tetapi dilakukan oleh penjualan lain yang ada di pasar sekunder. Sehingga tidak akan mempengaruhi neraca perusahaan baik dari sisi aktiva maupun pasiva.

Transaksi pembelian saham dapat dikatakan sebagai perdagangan komoditas jika dilihat daru pertukaran obyeknya. Namun jika dilihat dari sisi pembeli, sebagai aktivitas atau transaksi ekonomi, transaksi ini tetap merupakan investasi.

Tuesday, August 29, 2006

Memberilah Sekarang Selagi Bisa


Memberilah sekarang selagi kita bisa
selagi kita mampu
dan selagi ada yang menerima

Apa gunanya memberi
jika tak ada yang menerima
dan tak ada yang diberikan

Hakekat memberi memang keikhlasan
Tetapi apakah namanya ikhlas
jika kita memberi tapi tak berarti bagi penerima?

Marila kita memberi selagi bisa dan mampu!